Maandag 10 Junie 2013

cerita tentang Aku dan Dia

cerita tentang Aku dan Dia

hai, hidup itu terlalu indah utk disesali.. terlalu banyak hal2 yang harus kita syukuri.. hehe.. so, mari kita buka mata, buka hati (sekarang saya sambil buka baju malah.. haha.. disini agak panas ternyata.. :p)
oke, aku ingin bercerita tentang seorang teman (emm.. ini teman sepermainan saja ya.. ga maksud utk ngarahin ke lawan jenis.. :D ) tidak terlalu dekat, walau sebenarnya, aku ingin dekat dengan dia.. ingin mengenal lebih baik tentang dia.. ingin jadi tempat pertama saat dia berkata suka dan berbagi duka.. yaa.. intinya aku ingin menjadi sahabat dia.. tetapi semakin aku mendekat, semakin menjauh lah dirinya.. apa kah aku terlalu hina utk bisa berteman dengan dirinya?? atau aku terlalu miskin? atau aku bodoh?? ataukah aku tidak menjanjikan apa2.. aku tidak hina, aku juga tidak miskin.. bisa dibilang mapan.. aku juga tidak bodoh.. malah terbaik di kelas.. dan aku menjanjikan persahabatan yang baik utk dirinya.. tetapi, setiap kulangkahkan kaki ku mendekatinya.. dia menggerakkan kakinya menjauhiku.. apa salah ku?
oke then, aku mulai tidak berusaha mendekat.. bukan berarti menjauhinya? aku masih kerap menyapa, selamat pagi, atau sekedar senyum.. walau setiap kali sudah tertebak dan tertanam indah di ingatanku, wajah datarnya seolah tidak mengacuhkan keberadaan dan sapaan lembutku.. tapi itu tidak membuat aku menjauhinya.. aku tetap melakukan hal2 konyol itu.. dengan menyapa dan tersenyum tulus padanya setiap kali bertemu..
hari itu, entah aku habis mimpi apa, tiba2 dia datang.. masih dengan muka masam, entah karena malu.. atau masih ragu bertemu denganku.. dia minta diajarkan pelajaran di sekolah.. gurunya sudah mewanti2, kalau nilainya tidak naik, begitupun nasib kenaikan kelasnya.. dan sang guru pun menyuruh dia utk belajar padaku.. woow.. aku langsung bersemangat dan senang.. mungkin ini lah masanya aku bisa berteman baik dengannya.. selama seminggu, aku habiskan waktu luangku utk menemani dia belajar.. tetapi, tetap, tidak ada ekspresi di wajahnya.. tidak ada ekspresi ceria seperti saat dia sedang bersama dengan teman2nya yg lain.. saat bersamaku, terkesan datar, dan semua tau, dia ada disampingku karena suatu paksaan.. tapi tidak apa2lah.. mungkin ini lah awal dari semua..
seminggu pun berlalu.. walau komunikasi antara kami jarang terjadi.. dia bisa belajar sedikit lebih baik, dan akhirnya nilainya mencukupi utk bisa naik kelas.. ketika aku tau berita bahagia itu, aku sangat senang.. ingin rasa meloncat setinggi2nya saking girang.. dan aku langsung berlari mencari2 dia.. dia disana.. bersama teman2nya.. teman2nya sedang menyalami dia.. akupun menghampiri hendak menyalami.. tetapi dia seolah melempar pandangan ke arah lain.. dan bersama teman2nya, langsung berjalan melewatiku, tanpa sedikitpun merespon terhadap tanganku.. tragis memang.. tapi, aku masih menganggap dia teman..
hari2 pun berlalu.. dia pun tetap menjadi dia yang tak pernah menyapa, jangankan menyapa.. berusaha utk menoleh ke arahku pun tidak.. walau begitu, aku tidak merubah sikapku kepada dia.. aku tetap berusaha tersenyum dan menyapa dia setiap kali berpapasan.. terkadang seperti orang gila memang.. haha..
suatu ketika, entah bagaimana cerita, dia terjebak hutang yang cukup banyak.. sedangkan dia tidak berani meminta kepada orang tuanya.. dia berusaha minta bantuan ke teman2nya yang lain, tetapi tidak ada temannya yang cukup percaya kepada dia utk meminjamkan uangnya.. berita ini pun sudah jadi bisik2 umum di sekolah.. bahwa dia sedang butuh uang.. entah karena apa dia bisa berhutang dengan jumlah yg cukup banyak utk seorang siswa..
kali ini, kuakui aku memang gila.. aku ambil tabunganku, karena sedari kecil aku sudah menabung.. sebenarnya tidak susah bagiku utk uang dgn jumlah segitu.. aku ambil.. aku masukkan ke dalam kantong.. dan kutunggu dia berada di tempat sepi, karena aku tidak ingin dia malu dilihat oleh temannya.. lalu aku memberikan kantong berisi uang tadi.. sambil berkata, “ini, aku rasa ini akan sangat berguna bagimu, semoga kau gunakan benar untuk hal2 yg baik” dia menatapku lama.. ada beberapa menit kami tidak bergerak dan akhirnya dia mengambil kantong itu dan langsung memasukkan ke tasnya, lalu langsung kabur.. hemm.. tidak apa2.. walaupun aku mengharapkan sedikit terima kasih terlontar dari mulutnya, tapi tidak apa2.. yang penting uang itu bisa bermanfaat baginya..
besoknya.. dia mulai ceria, terlihat masalahnya sudah reda.. dan siangnya, tidak sengaja kami bertemu.. tetapi dia masih membuang muka.. dan tetap tidak menganggap keberadaanku.. walau aku selalu ada baginya di saat dia butuh.. tetapi kenapa begitu sulit baginya untuk bisa sekedar menyapa, berbagi tawa denganku.. berteman denganku.. aku hanya ingin kita dekat.. biar dia bisa tau bagaimana aku sebenarnya.. ahh.. kenapa begitu sulit..
(capek juga nulisnya.. hehe.. maaf tata bahasanya agak ngalor ngidul.. :p)
huff.. cerita yang aneh ya.. entah emang benar2 ada di dunia seorang seperti “aku” pada cerita diatas.. klo kita menempatkan diri kita sebagai aku.. maka tidak semua kita bisa benar2 seperti itu.. pasti kita akan kesal dari awal.. dan sudah mencuekkan dia.. atau kita tidak mau menolongnya.. bahkan dua kali membantunya.. sungguh mulia sekali si “aku” ini..
sebaliknya jika kita lihat si “dia”, sungguh sangat picik sekali dia.. betapa si “aku” sangat ingin berteman dengannya, tetapi dia selalu menjauh.. dan ketika si “dia” meminta bantuan, “aku” selalu membantu.. bahkan ketika si “dia” tidak meminta bantuan, “aku” datang untuk membantu.. bisa kita bilang apa ya si “dia” ini.. hmm.. munafik? atau jahanam? saya (penulis, -gw,deno-) pun bingung mau ngasih istilah apa buat si “dia”.. ya begitulah.. kita semua bisa menilai..
tapi kok tiba2 gw bikin posting ini? hemm.. gw bingung gimana mw ngejelasinnya.. gw hanya berfikir.. kalo diri gw.. selama ini seperti “dia” pada cerita diatas.. kepada Allah SWT.. Ya Allah.. ampunilah hambamu ini.. aku tidak berusaha dengan baik untuk bisa dekat denganmu Ya Allah.. terlalu banyak berkah yang kau berikan.. tak cukup syukur ku kepada-Mu.. belum lagi dosa2ku ya Allah.. semoga saya (dan kita semua), bisa menjadi insan yang lebih baik.. Amiin.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking