Maandag 10 Junie 2013

Antara Aku, Kau, dan

Kategori: Cerpen

"Dara! Cepetan dong di kamar mandinya! Lama banget sih!" teriakku sambil menggedar-gedor pintu kamar mandi dengan kepalan tangan yang kuat.
"Hallo! Denger gak sih lo! Gue udah gak tahan nih!" teriakku lagi. Tapi tak ada jawaban di dalam kamar mandi sana. Yang ada hanyalah keheningan.

Aku nggak habis pikir. Apa sih maunya Dara? Dia pikir kamar mandi cuma punya dia doang apa? Aku sudah nggak tahan lagi untuk buang hajat, ibarat peribahasa, bagaikan telur di ujung tanduk. Akhirnya untuk meredam gelora yang makin membara di dalam perutku, aku berjalan mondar-mandir di Flur depan kamar mandi. Aku sampai mengeluarkan air mata karena kesal dengan Dara yang cuek banget, dan karena rasa sakit ingin buang hajat sudah nggak bisa kutahan.

Semenit, dua menit, lima menit, sampai sepuluh menit, si Dara tetap di dalam. Akhirnya aku segera mengambil jaket, memakai sepatu, lalu lari ke Wohnung Tino yang berjarak 30 meter dari Wohnung kami. Sampai di sana – yang notabene adalah Wohnung anak-anak cowok – aku malah ditertawakan ketika mereka tahu kalau seorang gadis yang cantik ini datang ke sana karena kebelet ke toilet. Duh, makin kesal aku dengan Dara!

Seperti itulah keadaan Wohnung kami sekarang ini. Bagaikan neraka! Padahal dulu, setahun yang lalu saat kami bersama-sama masuk ke Wohnung ini, keadaannya damai, adil, dan sejahtera!

***

Wohnung kecil kami dihuni oleh tiga orang, yaitu aku, Dara, dan Anin. Kami sama-sama baru sampai di Berlin setahun yang lalu. Pertemuan pertama kami adalah ketika acara pengajian bulanan di KBRI. Ketika itu kami masih belum punya Wohnung dan masih menumpang dengan orang lain. Tapi alhamdulillah, ada tawaran sebuah Wohung berperabot dari salah seorang mahasiswa yang telah selesai studinya. Jadilah kami bertiga memiliki sebuah tempat tinggal yang kami harap akan menjadi saksi berseminya ikatan cinta dan ukhuwwah di antara kami.

Dan kami memang kompak! Orang-orang se-Berlin saja menyebut kami AB-Three karena kemana-mana selalu bersama. Ke supermarket bareng, ke bank sama-sama, sampai berangkat Studkol pun selalu bertiga. Ibarat vektor, kami itu linearabhängig. Kami pun mulai mengenal satu sama lain lebih dalam.

Dara itu kalau tertawa suka ngakak, suka melucu, Bahasa Jermannya jago, hobinya bermain game perang-perangan. Tapi biar begitu, masalah pelajaran dia top banget. Kalau aku ada PR dari Studkol, dia pasti mau membantu aku menyelesaikannya. Pokoknya kalau masalah pelajaran, dia nomor satu lah.

Beda dengan Anin, si gadis lugu. Suaranya halus dan pelan, seperti orangnya yang sangat perasa, tapi dia mudah sekali tertawa. Kalau tertawa suaranya nyaris tak terdengar seperti iklan mobil, ketika tertawa dia selalu menutup mulutnya, katanya sih refleks. Keahliannya adalah memasak. Dapur kami selalu mengepul dengan menu masakan yang enak-enak. Intinya kalau masalah dapur, dia numero uno.

Kalau aku? Kata mereka, aku ini perfeksionis. Nggak bisa melihat ada kotor sedikit atau ada barang yang tidak pada tempatnya. Yang jelas, Wohnung kami selalu terlihat rapih, bersih, wangi dan menawan karena aku. Kesimpulannya kalau masalah beres-beres, crème de la crème deh!

Tapi itu dulu, sekarang di mataku, dua anak itu sudah kelihatan belangnya.
Pertama Anin, aku bingung, sebenernya dia itu lugu atau blo’on sih? Sangat pelupa, sembarangan, dan berantakan. Dia pernah lupa mematikan kompor waktu selesai masak sampai api berkibar-kibar di udara. Lupa nyuci piring, lupa buang sampah, pokoknya nggak ketahuan antara beneran lupa atau sengaja dilupa-lupain. Kalau bercanda pun – saking lugunya – terkadang suka menyinggung hati orang lain. Aku teringat waktu itu, Dara sedang memasak nasi goreng, lalu Anin datang untuk mencicipi. Tebak apa komentarnya?

„Waahh, nasi gorengnya tumpah garam ya? asin banget,“ atau juga,
„Ihh kok bentuk makanannya kayak gini? Kayak makanan ikan, gak nafsu ah makannya“

Kalau sudah seperti itu, pasti Dara langsung tersinggung dan mengunci diri di dalam kamar. Memang, masalah memasak Anin yang paling jago, tapi bukan berarti dia bisa seenaknya berkomentar dong?!

Beda Anin beda pula Dara. Belakangan ini cueknya nggak ketulungan. Seolah-olah dunia ini milik dia sendiri dan yang lain hanya ngontrak. Ya seperti kejadian tadi, Dara memakai kamar mandi seenaknya sementara yang lain sudah menunggu lama di luar. Bukan hanya itu, kadar cueknya telah melampaui batas. Sekarang dia sudah tidak mau lagi ngajarin kita-kita pelajaran. Kerjaannya tiap hari main games di depan komputer atau belajar atau membaca buku sendirian. Peraturan rumah yang sudah disepakati bersama pun sudah dia tinggalkan. Kalau seperti ini, aku berasa seperti pembantu rumah tangga di Wohnung ini! Semua pekerjaan bersih-bersih aku yang mengerjakan. Ya habis bagaimana? Si Anin pelupa, si Dara cuek, sedangkan aku paling gak tahan melihat sesuatu yang kotor dan berantakan!

***

„Dara! Gue mau ngomong sama elo!“ bentakku ketika sudah sampai kembali di Wohnung. Seperti biasa Dara hanya memandangku sebentar lalu mengeloyor pergi ke kamarnya.
„Heh! Dengar gue gak sih? Gue mau ngomong sama elo!“ kataku nyolot.
„Ya kalau mau ngomong, tinggal ngomong aja! Gitu aja kok repot,“ balasnya nggak kalah nyolot.
„Heh! Dengerin ya, yang punya kamar mandi di Wohnung ini bukan cuma lo doang tau!“
„Na, und?“ jawabnya gampang, membuat emosiku semakin membara.
„Ya kalau gue mau masuk kamar mandi, lo harus cepet-cepet juga dong! Minimal bilang tunggu sebentar kek, apa kek,“
„Di dalam kamar mandi nggak boleh bersuara. Itu yang gue tahu,“ jawabnya yang membuat aku kehilangan kata-kata lagi.
Duuuh! Egois banget sih dia!

Saat suasana makin memanas, datang si lugu Anin ke kamar Dara.
„Ada apa sih? Kok ribut-ribut?“ sahutnya dengan wajah lugunya yang ‚menawan’.
„Ah udah deh! Lo gak usah ikut campur! Kalian berdua tuh sama aja! Muak gue di Wohnung ini!“ teriakku lalu pergi meninggalkan mereka dan masuk ke kamar dengan membanting pintu keras-keras.

***

Seminggu sudah semejak kejadian itu. Suasana di antara kami semakin menegang. Di Studkol kami pun berjalan sendiri-sendiri, tidak lagi seperti AB-Three yang dulu orang-orang bilang. Aku pun menjadi malas pulang ke Wohnung. Aku lebih senang menghabiskan waktu di perpustakaan atau di mana saja asal bukan di Wohnung. Perlahan kesehatanku menurun, bukan karena Anin yang sekarang tidak pernah lagi memasak untuk kami, tapi karena aku memang suka telat makan di musim dingin yang menusuk-nusuk ini.

„Assalamu’alaikum..“ sahutku pelan saat masuk ke Wohnung pada pukul sebelas malam. Kulihat lampu kamar Dara dan Anin masih menyala, tampaknya mereka belum tidur. Kutengok keadaan dapur, ternyata masih sama. Piring yang menumpuk, sampah yang menggunung, dan yang membuatku sedih, kompor yang kosong. Aku sedang lapar sekali malam itu dan berharap Anin memasak sesuatu. Ternyata tidak.

Langkahku memberat untuk sampai ke kamarku. Tiba-tiba dunia seakan berputar. Kepala seperti mau meledak, lalu aku lemas dan tersungkur, tepat di depan kamar Dara sebelum aku masuk ke kamarku.

„Nurry! Nurry! Elo kenapa, Nur? Nurry!“ hanya itu yang bisa kudengar, dan mataku hanya mampu menangkap wajah panik Dara dan Anin.

***

Saat tersadar yang aku lihat pertama kali adalah sebuah tivi kecil yang menggantung di atas dinding. Dari aroma ruangan, aku langsung tahu kalau sekarang aku berada di sebuah rumah sakit. Selang-selang infus membelit-belit di lenganku. Kutoleh wajahku ke sisi ruangan, nampak Anin dan Dara sedang duduk menungguku.

„Nurry! Gimana? Agak mendingan sakitnya?“ kata Dara yang baru kali ini aku dengar lagi setelah sekian lama. Penuh perhatian. Aku tersenyum dan mengangguk.
„Lo sekarang lagi di Charité. Hampir seharian lo nggak sadarkan diri. Udah, lo tenang aja. Kata dokter lo kecapekan. Ini gue bawain catatan Studkol hari ini,“ lanjutnya. Aku menatapnya kuat-kuat.

„Nurry.. maafin Anin ya, kata dokter kemarin Nurry pingsan karena kelaparan. Maaf kemarin Anin lagi nggak mood buat masak. Ini Anin masakin ayam pop dan salad kesukaan Nurry. Soalnya menu makanan di rumah sakit ini ada babi nya. Terus dagingnya juga gak jelas. Rasanya juga pasti hambar. Makanya Anin bawain makanan. Dokter bilang boleh kok,“ katanya dengan suara anak kecilnya yang khas. Alhamdulillah, Allah memberikan aku cobaan ini sehingga hubunganku dengan Dara dan Anin menemukan titik perbaikan lagi.

„Nin, Ra, gue boleh ngomong?“ kataku dengan suara yang masih serak.
„Boleh.. boleh“ sahut mereka bersamaan.
„Gue mau minta maaf karena belakangan ini bawaannya suudzon terus ke kalian. Kalian juga sih, yang satu cuek, yang satu pelupa,“ kataku.
„Sama-sama Nur,“ jawab Dara. „Kita juga sebel sama lo, soalnya lo itu pemarah. Emosian. Kerjanya cuma ngomel-ngomel melulu. Jadinya kita juga sebel. Walau terkadang gue juga suka sebel ke Anin karena suka berkomentar tak berdosa,“ lanjutnya.

Kami bertiga tertawa. Ada pengakuan dosa. Saling berintropeksi, saling mengerti dan memahami, bahwa masing-masing orang punya karakter yang berbeda. Memahami karakter orang, terbuka, saling percaya, dan saling paham adalah modal dasar untuk membentuk sebuah hubungan terlebih untuk tinggal bersama. Perbedaan karakter bukan menjadi alasan untuk saling bertabrakan, tapi menjadi pewarna yang indah bagai pelangi. Semakin berbeda warnanya semakin indah dipandang.

Saatku kembali ke Wohnung setelah tiga hari menginap di rumah sakit, kulihat ada sesuatu yang berbeda. Wohnung kami makin rapih, bersih, dan wangi. Di dapur pun sudah menanti masakan-masakan si Anin. Kami memulai lagi Wohnung kami. Peraturan baru: Masak harus bergantian, membereskan rumah harus bergantian, selalu shalat berjamaah, selalu belajar bersama, dan bersama-bersama yang lainnya. Kami pun menjadi AB-Three lagi, seperti sebuah tembangnya yang jadul banget itu: „We are one

cerita tentang Aku dan Dia

cerita tentang Aku dan Dia

hai, hidup itu terlalu indah utk disesali.. terlalu banyak hal2 yang harus kita syukuri.. hehe.. so, mari kita buka mata, buka hati (sekarang saya sambil buka baju malah.. haha.. disini agak panas ternyata.. :p)
oke, aku ingin bercerita tentang seorang teman (emm.. ini teman sepermainan saja ya.. ga maksud utk ngarahin ke lawan jenis.. :D ) tidak terlalu dekat, walau sebenarnya, aku ingin dekat dengan dia.. ingin mengenal lebih baik tentang dia.. ingin jadi tempat pertama saat dia berkata suka dan berbagi duka.. yaa.. intinya aku ingin menjadi sahabat dia.. tetapi semakin aku mendekat, semakin menjauh lah dirinya.. apa kah aku terlalu hina utk bisa berteman dengan dirinya?? atau aku terlalu miskin? atau aku bodoh?? ataukah aku tidak menjanjikan apa2.. aku tidak hina, aku juga tidak miskin.. bisa dibilang mapan.. aku juga tidak bodoh.. malah terbaik di kelas.. dan aku menjanjikan persahabatan yang baik utk dirinya.. tetapi, setiap kulangkahkan kaki ku mendekatinya.. dia menggerakkan kakinya menjauhiku.. apa salah ku?
oke then, aku mulai tidak berusaha mendekat.. bukan berarti menjauhinya? aku masih kerap menyapa, selamat pagi, atau sekedar senyum.. walau setiap kali sudah tertebak dan tertanam indah di ingatanku, wajah datarnya seolah tidak mengacuhkan keberadaan dan sapaan lembutku.. tapi itu tidak membuat aku menjauhinya.. aku tetap melakukan hal2 konyol itu.. dengan menyapa dan tersenyum tulus padanya setiap kali bertemu..
hari itu, entah aku habis mimpi apa, tiba2 dia datang.. masih dengan muka masam, entah karena malu.. atau masih ragu bertemu denganku.. dia minta diajarkan pelajaran di sekolah.. gurunya sudah mewanti2, kalau nilainya tidak naik, begitupun nasib kenaikan kelasnya.. dan sang guru pun menyuruh dia utk belajar padaku.. woow.. aku langsung bersemangat dan senang.. mungkin ini lah masanya aku bisa berteman baik dengannya.. selama seminggu, aku habiskan waktu luangku utk menemani dia belajar.. tetapi, tetap, tidak ada ekspresi di wajahnya.. tidak ada ekspresi ceria seperti saat dia sedang bersama dengan teman2nya yg lain.. saat bersamaku, terkesan datar, dan semua tau, dia ada disampingku karena suatu paksaan.. tapi tidak apa2lah.. mungkin ini lah awal dari semua..
seminggu pun berlalu.. walau komunikasi antara kami jarang terjadi.. dia bisa belajar sedikit lebih baik, dan akhirnya nilainya mencukupi utk bisa naik kelas.. ketika aku tau berita bahagia itu, aku sangat senang.. ingin rasa meloncat setinggi2nya saking girang.. dan aku langsung berlari mencari2 dia.. dia disana.. bersama teman2nya.. teman2nya sedang menyalami dia.. akupun menghampiri hendak menyalami.. tetapi dia seolah melempar pandangan ke arah lain.. dan bersama teman2nya, langsung berjalan melewatiku, tanpa sedikitpun merespon terhadap tanganku.. tragis memang.. tapi, aku masih menganggap dia teman..
hari2 pun berlalu.. dia pun tetap menjadi dia yang tak pernah menyapa, jangankan menyapa.. berusaha utk menoleh ke arahku pun tidak.. walau begitu, aku tidak merubah sikapku kepada dia.. aku tetap berusaha tersenyum dan menyapa dia setiap kali berpapasan.. terkadang seperti orang gila memang.. haha..
suatu ketika, entah bagaimana cerita, dia terjebak hutang yang cukup banyak.. sedangkan dia tidak berani meminta kepada orang tuanya.. dia berusaha minta bantuan ke teman2nya yang lain, tetapi tidak ada temannya yang cukup percaya kepada dia utk meminjamkan uangnya.. berita ini pun sudah jadi bisik2 umum di sekolah.. bahwa dia sedang butuh uang.. entah karena apa dia bisa berhutang dengan jumlah yg cukup banyak utk seorang siswa..
kali ini, kuakui aku memang gila.. aku ambil tabunganku, karena sedari kecil aku sudah menabung.. sebenarnya tidak susah bagiku utk uang dgn jumlah segitu.. aku ambil.. aku masukkan ke dalam kantong.. dan kutunggu dia berada di tempat sepi, karena aku tidak ingin dia malu dilihat oleh temannya.. lalu aku memberikan kantong berisi uang tadi.. sambil berkata, “ini, aku rasa ini akan sangat berguna bagimu, semoga kau gunakan benar untuk hal2 yg baik” dia menatapku lama.. ada beberapa menit kami tidak bergerak dan akhirnya dia mengambil kantong itu dan langsung memasukkan ke tasnya, lalu langsung kabur.. hemm.. tidak apa2.. walaupun aku mengharapkan sedikit terima kasih terlontar dari mulutnya, tapi tidak apa2.. yang penting uang itu bisa bermanfaat baginya..
besoknya.. dia mulai ceria, terlihat masalahnya sudah reda.. dan siangnya, tidak sengaja kami bertemu.. tetapi dia masih membuang muka.. dan tetap tidak menganggap keberadaanku.. walau aku selalu ada baginya di saat dia butuh.. tetapi kenapa begitu sulit baginya untuk bisa sekedar menyapa, berbagi tawa denganku.. berteman denganku.. aku hanya ingin kita dekat.. biar dia bisa tau bagaimana aku sebenarnya.. ahh.. kenapa begitu sulit..
(capek juga nulisnya.. hehe.. maaf tata bahasanya agak ngalor ngidul.. :p)
huff.. cerita yang aneh ya.. entah emang benar2 ada di dunia seorang seperti “aku” pada cerita diatas.. klo kita menempatkan diri kita sebagai aku.. maka tidak semua kita bisa benar2 seperti itu.. pasti kita akan kesal dari awal.. dan sudah mencuekkan dia.. atau kita tidak mau menolongnya.. bahkan dua kali membantunya.. sungguh mulia sekali si “aku” ini..
sebaliknya jika kita lihat si “dia”, sungguh sangat picik sekali dia.. betapa si “aku” sangat ingin berteman dengannya, tetapi dia selalu menjauh.. dan ketika si “dia” meminta bantuan, “aku” selalu membantu.. bahkan ketika si “dia” tidak meminta bantuan, “aku” datang untuk membantu.. bisa kita bilang apa ya si “dia” ini.. hmm.. munafik? atau jahanam? saya (penulis, -gw,deno-) pun bingung mau ngasih istilah apa buat si “dia”.. ya begitulah.. kita semua bisa menilai..
tapi kok tiba2 gw bikin posting ini? hemm.. gw bingung gimana mw ngejelasinnya.. gw hanya berfikir.. kalo diri gw.. selama ini seperti “dia” pada cerita diatas.. kepada Allah SWT.. Ya Allah.. ampunilah hambamu ini.. aku tidak berusaha dengan baik untuk bisa dekat denganmu Ya Allah.. terlalu banyak berkah yang kau berikan.. tak cukup syukur ku kepada-Mu.. belum lagi dosa2ku ya Allah.. semoga saya (dan kita semua), bisa menjadi insan yang lebih baik.. Amiin.

kata-kata maaf

Mungkin ku memang tak tau apa salahku.
Mungkin juga ku memang tak menyadari bahwa ku salah padamu.
Atau mungkin ku memang tak mengerti tentang apa yang kau mau.
Tapi ku minta maaf yang sebesar-besarnya untukmu, aku sayang kamu.
Mungkin aku bagaikan seseorang yang dapat melihat semut di lautan, tetapi tak dapat melihat gajah di pelupuk mata.
Sayang, maafkan aku dan tolong berilah alasan kenapa kau marah padaku.
Aku memang seorang pria yang bodoh, bodoh karena telah membuat wanita yang menyayangi pria tersebut setulus hatinya menangis.
Aku memang seorang laiki-laki yang tolol, tolol karena tidak membuat hati perempuan yang mencintai laki-laki tersebut tersenyum, malah membuat hati perempuan itu bersedih.
Maafkan aku duhai kekasihku, aku sangat menyayangimu, ku berharap kau dapat memaafkanku.
Maaf bila ku telah mengukir luka di hatimu.
Maaf pula bila ku telah membuatmu meneteskan air mata.
Dan maaf ku memang hanya manusia biasa yang tak bisa luput dari dosa.
Aku tak mengerti mengapa kau menjadi ngambek seperti ini.
Aku pula tak tau apa yang kau inginkan saat ini.
Ku hanya bisa meminta maaf bila ku tak mampu memahamimu, memahami keinginanmu.
Tapi ku hanya ingin kau tau, betapa aku sangat sayang dan cinta padamu.
Sayang jangan cemberut seperti itu donk, aku minta maaf ya!
Suer deah aku tak akan mengulanginya lagi, pliiiis maafin aku ya!
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, termasuk aku.
Tiada manusia yang tak pernah salah.
Dan tiada orang yang suci di dunia ini.
Aku minta maaf padamu dan ku berjanji ku tak akan mengulangi untuk kedua kalinya.
Maaf ku telah membuat luka di hatimu, sehingga kau bersedih, menangis, menjadikan wajah manismu hilang tertutup awan kesedihan.
Inilah memang aku seorang pria yang penuh dengan kesalahan, yang telah tega membuat wanita yang disayanginya menangis.
Air mata yang membanjiri pipinya menjadikanku pria yang bodoh dan tolol.
Sayangku, tapi inilah aku, aku minta maaf atas kesalahanku dan ku berjanji ku tak akan mengulanginya lagi.
Sayangku, aku minta maaf , mungkin ku hanya bisa mengetuk pintu maaf di hatimu dengan harpaan besarku yaitu ku berharap kau membukakan pintu maafmu itu untukku.
Inilah aku, sekarang kau sudah tahu bukan keburukanku.
Ku ingin kau dapat menerima kelebihan dan kekuranganku.
Bila kau memang tidak suka dengan sifat jelekku ini, aku akan berusaha merubahnya.
Tapi untuk merubah itu, harus membutuhkan proses.
Aku sangat sayang padamu, aku akan merubah sifat burukku ini, Aku adalah manusia biasa yang penuh dosa.
Sayangku, ku mohon bukakanlah pintu maafmu untukku.
Sebuah permintaan maaf adalah kewajiban setiap insan.
Baik kesalahan yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Dan saat ini aku bersalah padamu, ku telah membuatmu bersedih dan bahkan sampai mengeluarkan air mata.
Maafkan aku, mungkin hanya kata maaf dan tindakanku untuk berusaha tidak akan mengulangi kesalahan tersebut lagi yang dapat aku lakukan, sekali lagi aku minta maaf.



RAMALAN BINTANG AQUARIUS

ZODIAK AQUARIUS
  • Nama
  • :
  • Email
  • :
  • Gender
  • :      Pria         Wanita
  • Tgl Lahir
  • :
  •  
  •  

Anda sedang lapar tantangan. Coba ajak teman yang asyik dan lakukan perjalanan berdua. Tentukan kemana Anda akan pergi. Sebelumnya, pastikan semua tanggung jawab sudah teratasi. Jangan sampai meninggalkan kewajiban begitu saja.
Waspada, Anda bisa terluka jika Anda tidak berhati-hati dalam melangkah. Ini mungkin bukan salah Anda namun orang lain. Yang perlu dilakukan adalah tetap waspada pada apa yang menghadangi Anda.

Love

Single : Lompat dan ambil resiko. Mengapa Anda harus merasa takut ketika rasa penasaran sudah mendesak ingin dituruti. Anda mungkin merasa tidak perlu melakukan hal ini. Namun, Anda ingin merasa lega dengan semua ini bukan.
Berpasangan : Teman dekat sedang membutuhkan Anda sedangkan pasangan juga melakukan hal yang sama. Anda mungkin akan bingung untuk menentukan. Namun, berada pada dua posisi dalam dua waktu yang sama sepertinya mungkin untuk dilakukan.

Karier & Keuangan

Semua kesuksesan memang membutuhkan pengorbanan yang banyak dan menguras tenaga. Jika Anda merasa Anda sudah cukup melakukan sesuatu, ingatlah bahwa ada orang lain yang juga mungkin berusaha lebih keras dari yang Anda lakukan.
Sebagian tanggung jawab keuangan sedang diserahkan kepada Anda. Bijaklah dalam memutuskan. Ini akan membawa dampak tersendiri untuk karir dan tentu keuangan Anda. Sisakan sedikit tabungan untuk kebutuhan mendesak nantinya.
By Woman of KapanLagi.com 5 out of 5 based on 4879 ratings.

Nomor

1

Warna

 

renungan menjadi wanita



Banyak wanita yang bilang bahwa susah menjadi wanita, lihat saja aturan-aturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu minta ijin dari suami apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.
4.Wanita menerima warisan lebih sedikit dari pada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada istrinya.
7.Talak terletak di tangan suami dan bukan istri.
8.Wanita kurang nyaman dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas.
9. dan lain-lain.
Tetapi… PERNAHKAH KITA LIHAT KENYATAANNYA ?
1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti itulah intan permata bandingannya denganseorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada Ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada Bapaknya ?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah bahwa harta itu akan menjadi miliknya dan tidak perlu diserahkan kepada suami? Sementara suami apabila menerima warisan ia wajib juga menggunakan hartanya untuk istri dan anak-anaknya ?
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukahbahwa setiap saat dia didoakan oleh segala mahluk, malaikat dan seluruh mahluk Allah dimuka bumi ini, dan tahukah jika ia meninggal karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya.
Diakherat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap.4 wanita, yaitu : Istrinya, Ibunya, Anak Perempuannya dan Saudara Perempuannya. Artinya , bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
5.Seorang Wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui pintu mana saja yang disukainya cukup dengan 4 Syarat saja, yaitu : Sholat 5 waktu, Puasa di bulan Ramadhan, taat kepada Suaminya dan menjaga Kehormatannya.
6.Seorang lelaki wajib berjihad di jalan Allah, sementara bagi wanita jika taat kepada suami serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLOH SWT, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad di jalan Alloh tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya’Allah… ! demikian sayangnya ALLAH SWT kepada wanita…..
Yakinlah bahwa sebagai Dzat yang Maha Pencipta sudah pasti Allah Maha Tahu akan segala yang diciptakan-Nya sehingga peraturan-Nya adalah yang terbaik bagi manusia.
Semoga Bermanfaat Untuk Kita semua Aamiin

DOA UNTUKMU IBU DAN AYAH -

DOA UNTUKMU IBU DAN AYAH - "Ya Allah, haramkan wajah ibuku dan ayahku dari disambar oleh api neraka. Kurniakan buatnya syurga tanpa hisab."

13 ciri wanita yang akhlaknya baik


 


Bismillaahirrahmaanirrahiim
1.Bersopan santun dalam segala ucapan dan tingkah lakunya terhadap suami,orang tua,keluarga dan anak-anak.
2.Menghindari berkata kotor,mengumpat,memfitnah serta mengadu domba dan segala sifat yang tak terpuji.
3.Merahasiakan masalah keburukan suami meski itu amat menyakitkan.
4.Menjaga hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat sekelilingnya.
5.Bersabar dalam menempuh ujian dari Allah SWT serta tekun mengerjakan perintah-perintah-Nya.
6.Tidak merias diri ketika keluar rumah karena kecantikan istri hanyalah untuk suami dan bukan untuk orang lain.
7.Tidak keluar rumah tanpa seijin suami.
8.Tidak memaksa suami untuk memenuhi segala keinginannya.
9.Menerima dengan baik dan menghargai pemberian suami disaat suka dan duka.
11.Tidak berbicara sia-sia kecuali yang bermanfaat.
12.Selalu bermusahabah menghisab diri dari segala keburukan.
13.Selalu menebar senyum dan berusaha memberikan kasih sayangnya pada sesama umat
Semoga Bermanfaat Untuk Kita Semua Aamiin